Tahukah kau wahai perempuan, pundak kami terlihat dari luar sangatlah kokoh,
namun tanpa belaian kasih sayang mu apalah gunanya?
Tahukah kau wahai perempuan, dada kami memang bidang dan sanggup menampung semua masalah,
namun tanpa kesabaran dan cinta mu, kami tak kan mampu menyelesaikannya.
Kadang dalam sepi kami bisa menemukan waktu senggang tuk membagi antara beban dan kewajiban kami.
Kadang dalam candaan kami ada rintihan kelemahan yang amat sangat
Kadang dalam marah kami ada setumpuk kekhwatiran akan masa depan binaan kami.
Ketika kami ucapkan ikrar kami akan engkau wahai perempuan,
serasa gunung tursina dibebankan di pundak kami, namun bersama engkaulah beban itu terasa ringan
Ketika kami ucapkan ikrar kami akan engkau wahai perempuan,
keringat dingin mengucur dari seluruh sendi tubuh kami
namun dengan kehadiran engkaulah hidup kami menjadi hangat.
Ketika kami ucapkan ikrar kami akan engkau wahai perempuan,
bumi dan langit bergetar, bahkan arsy menunjukkan kehebatannya.
Engkau lihat senyum yang kami pasang untukmu wahai perempuan,
karena itu sudah cukup untuk mengobati perih yang ada didalam dada kami.
Tidak perlu engkau ikut merasakan beban ini
karena ketika bisikan semangat telah kau kobarkan kami pun rela berjuang melindungimu.
Ketika kau ucapkan kekagumanmu atas kami,
sontak kami pun sudah terperangah atas kesabaran dan kemurahan hatimu wahai perempuan.
Rusuk kiriku bukanlah tulang kaki yang selalu diinjak,
bukan pula tulang kepala untuk dijunjung
Engkau adalah rusuk kiri kami yang hilang,
dimana kuletakkan rasa aman dibalik lenganku dan duselipkan cinta kasih untuk hatiku.
Label:
AbouT wOmaN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar