AKU PEREMPUAN PELAMARMU
Puisi Puitri Hati Ningsih
Aku perempuan pelamarmu, yang berlari di atas rambut terbagi tujuh ke seberang hatimu
Setetes air mata dewa cinta terjatuh ketika mengedip, luruh bersama sehelai bulu matanya berdesir pelan dalam segelas putih susu hatiku,
sejak itu berbah biru, juga merah marun, seperti
daun jati muda yang dikunyah kijang pedalaman.
Aku perempuan penjemputmu
yang bertahta di istana perjalanan, dengan mahkota debu
dengan cahaya dari petir dan matahari, dari suluh pejalan malam
yang mengikat angin di tugu dan gedung-gedung kota
meremukkan bulan jadi remah bintang yang bermalam
atau menyatukan seluruh bintang jadi bulatan bulan yang berkerlip
Aku perempuan perayumu
dengan embun yang diam dan kemudian begerak menjadi air terjun
yang mengubah daun-daun menjadi bunga berputik sari
mengubah lumut menjadi hutan
mengubah gelandangan menjadi malaikat
mengubah nyanyi pejalan kaki menjadi prosa
Aku perempuan perindumu
seperti awan-awan yang merindukan jembatan di kejauhan, hanya bisa mengirim air hujan dan merendam memeluk jembatan.
tapi tumpukan rindu, hanya kau anggap tumpukan batu-batu, tempat pembuangan rasa jenuh di tamanmu.
berlembar pesan untukmu hanya serasa iklan undian, busa di atas gelombang yang segera kau hapus
Aku perempuan di terasmu
yang terkurung lebat hujan
menjadi kolam-kolam dan kanal yang mengelilingiku
Aku perempuan yang mendahuluimu
mengucap cinta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar